Tragedi Dibalik Bencana

16.16 Posted In Edit This 0 Comments »
Di tulis oleh : Irza Setiawan



Suara gerimis terus memacu dalam keheningan malam yang panjang, udara dingin terus meresap kulit, angin terus bergumpal-gumpal seakan mau menghancurkan udara malam, rasanya jaket yang kukenakan tidak cukup untuk menahan ganasnya dingin, kuliat wajah istriku yang nampak lebih anggun di balut mukena sucinya, kami sudah melaksanakan shalat malam bersama, meraih cinta ilahi dalam sepertiga malam, berjuang bersama dalam ikatan doa sebagai simpul kelemahan, sebagai hambaNya yang kadang merasa kurang di balik kemampuan yang telah di anugerahkan, kibaran sejuknya air wudhu nampak masih kurasakan di setiap inchi kulitku.

Istriku bernama Anna, dia adik kelasku semasa SMA sekaligus patner diskusiku dalam hal keagamaan, kami memang sudah lama saling mengenal namun baru akrab setelah kami memasuki dunia perkuliahan, kedekatan kami semakin erat ketika bersama-sama masuk dalam organisasi Lembaga Dakwah Kampus, dan akhirnya ikatan pun terwujud, aku bersanding dengan seorang perempuan yang selalu kupanggil bidadari dalam setiap puisi-puisiku yang tercipta, hal yang selama ini kumimpikan tercapai.

Anna mencium telapak tanganku dan kemudian berjalan mengambil ayat suci Al Quran, sayup-sayup kudengar Surat Al-Mulk dia bacakan, kuresapi kemerduan suaranya seakan nyanyian para bidadari surga, sungguh menyentuh hati dan menajamkan pikiran, sementara itu aku mempersiapkan diri untuk menjemput rezeki demi sesuap makan, berjuang mengemban amanah sebagai seorang suami demi kebahagiaan istri yang kucintai, kubersihkan debu-debu yang menempel di sepeda bututku, Nampak butiran putih terbang melayang seakan kapas tertiup angin, menodai tiap butiran cahaya bulan yang menyinari halaman rumahku.

“ Kak Tria, ini kopi hangatnya diminum dulu. “

Suara lembut dari Anna membuyarkan lamunanku, bayangan terik mentari serta serangan debu saat menapaki jalan untuk menjemput rezeki mulai menghilang.

“ Gimana penjualan bukunya kak? “

“ Alhamdulillah, buku kakak laku keras, maklumlah selama nulis kan dik Anna yang jadi sumber inspirasi. “

Pujianku yang terlalu berlebihan sayup-sayup membuat bibir tipis istriku tersenyum, wajahnya yang putih terlihat semakin manis saja.

“ Ya udah tuan pangeran, itu kopinya di habiskan dulu, nanti telat berangkatnya. “

“ Oke deh tuan puteri. “

Kehidupanku memang sederhana, aku hidup dibalik kertas dan pena, menulis setiap kejadian yang selalu menelisik hati, membingkainya dalam kalimat yang liku, melincah dan kadang bernyanyi, sehingga menjadi sumber cerita yang dapat dibaca setiap orang, aku berangkat dengan lambaian tangan istriku, untuk mengantarkan naskah dari novel baruku ke penerbit, mencoba saling berbagi dengan setiap orang lewat tulisan yang kadang masih sangat kurang dan perlu perbaikan, kemampuan menulisku memang masih minim sehingga aku terbiasa berdiskusi dengan para penulis senior yang sangat kukagumi, ada kang Oleh Solihin yang biasanya selalu meneliti rangkaian kata yang kutulis, ada mas Taufiqqurahman Al Azizy yang selalu membimbingku untuk menulis tentang hal perenungan, ada mas Salim A Fillah yang biasanya terus mengkaji makna hadist yang kutulis, terus ada mas Fahri Asiza yang kadang membimbingku saat tulisanku mubazir kata, serta beberapa penulis lain yang nama-namanya tidak bisa kusebutkan satu per satu, begitu banyak saran-saran dari para seniorku yang menjadi sumber ilmu meski kemampuanku terlalu kurang untuk menangkap ilmu-ilmu mereka.

***

Matahari mulai menampakkan senyumannya di langit biru, hawa panas yang menyelimuti kulit mulai terasa, mataku menelisik di sepanjang jalan dimana muda mudi berseragam sekolah tanpa ikatan pernikahan sedang berboncengan sambil berpelukan di atas kendaraan, aku terus melangkahkan kaki sampai melihat orang pacaran di samping jalan, saling berpegangan tangan tanpa peduli kepada siapapun, umbaran aurat begitu banyaknya kulihat di persimpangan taman, begitu banyaknya kilauan rambut dari para gadis belia sehingga membuat mataku tak bisa menahan, pakaiannya pun benar-benar seperti orang miskin yang kekurangan kain, terlalu kontras menampakkan tubuh mereka, dasar godaan, pantas saja tingkat perkosaan semakin merajalela kalau suguhan-suguhan seperti ini terus dibiarkan.

Aku terus berjalan tanpa menghiraukan setiap kejadian, kepalaku terlalu sakit untuk memikirkan tiap godaan seperti ini, perutku mulai keroncongan karena saatnya di isi makanan, ku dekati warung makan yang berdekatan dengan lampu lalu lintas, sepiring nasi goreng dan teh hangat mulai mengukir senyuman di bibirku, di tambah kecap manis, bawang goreng, dan kerupuk renyah sebagai pelengkap aneka rasa makanan, benar-benar penambah semangat selera makan.

“ Bro, hasil panen kita sekarang melimpah banget, ternak kita semakin banyak sehingga uang yang kita dapat semakin menumpuk. “

“ Tentu dong, kita kan pekerja keras. “

Sambil makan kudengar pembicaraan dua orang laki-laki di sampingku, wah rupanya mereka mendapat rezeki melimpah dari Allah, barangkali mereka mau mengadakan acara syukuran sebagai wujud terima kasih kepada Allah, ku teguk teh hangat untuk membasahi tenggorokan, lalu aku kembali menyimak pembicaraan dua lelaki ini.

“ Gimana kalau malam ini kita ajak warga sekampung, kita pesta besar-besaran, kita begadang sampai malam, mesan minuman keras segudang, dan tidak lupa wanita penghibur sebagai bonus suasana, hehehe… “

“ Pas banget tuh, dengan uang sebanyak ini kita bisa berjudi sampai kering, siapa tau kali ini menang, jadi uang kita semakin numpuk. “

“ Uhhuuuueekk…. Uhhueekk… “ tak sengaja aku tersedak ketika mendengar pembicaraan mereka. Gendang telingaku serasa mau pecah, apa tidak salah, berbagai nikmat dan karunia yang Allah berikan malah di balas dengan berbagai kemaksiatan, jantungku berdegup kencang seakan mau keluar dari dadaku, tubuhku bergetar hebat, rasanya aku tidak berpijak di bumi karena tidak tahan mendengar segala ocehan mereka, mulai mencari pelacur sampai penari perut, dari judi sampai minuman keras, serasa membuat telingaku meledak saja, rasanya ingin secepatnya pergi menjauh dari mereka, tapi nasi gorengnya enak, habisin dulu.

Aku berjalan pulang menuju rumah dengan rasa gemetar yang luar biasa, aku memang bukan malaikat yang bebas dari dosa, tapi sungguh aku berlindung kepada Allah dari kelemahanku sebagai makhluk yang kadang bisa terperdaya syaitan, sering aku merenung, saat memegang air panas di dalam gelas saja rasanya tidak kuat, panasnya minta ampun dah, apalagi sampai terjerumus ke lembah neraka yang jikalau penghuninya di keluarkan dan di taruh di bumi ini, maka seluruh dunia akan terbakar, karena betapa panasnya neraka itu, kemaksiatan nikmat sementara diganti dengan keperihan yang luar biasa lamanya, nauzubillah.

Di sudut jalan, kulihat orang-orang yang teler sempoyongan karena minuman keras, jalannya seperti mobil kehabisan bensin saja, jarakku dan jarak mereka semakin dekat.

“ Haloo Tria, pulang dari mana lo? “

Sapaan dari orang teler ini membuatku kaget, maklum teman satu kampung jelaslah tahu sama namaku, meskipun aku tidak mengenal siapa mereka

“ Pulang dari pengajian, kenapa? “

“ Hehehe, mau nyoba minum ini gak, enak lo.., masalah seakan lenyap di telan bumi.“ Orang gila ini menyodorkan segelas minuman kepadaku, akupun menatap sinis kepadanya.

“ Maaf gak minat, sudah ya aku pulang dulu. “

Aku berlari sekencang-kencangnya meninggalkan mereka, kalaupun ada mobil F1 ingin kukendarai saja dengan kecepatan maksimum, yang penting bisa menuju rumah secepatnya dan menjauh dari mereka.

Aku pulang ke rumah dengan keringat membanjir, namun senyumku mengembang karena bisa menjauh dari kemaksiatan, saat mendekat pintu rumahku serasa menemukan mutiara saja, kebahagiaan memuncak karena segala daya upaya lembah syaitan telah kulumpuhkan.

“ Assalamualaikum “

“ Waalaikum salam. “ Jawaban salam dan ukiran senyuman dari bibir manis istriku menyambutku, kulepas sepatu dan kemejaku, sementara itu Anna sudah menyiapkan segelas air putih sebagai peredam dahagaku, cuaca mulai gelap, ukiran senyuman matahari mulai meredup deganti dengan sapaan wajah bulan.

“ Capek ya kak, air hangat sudah adik siapin, mandi dulu biar wangi. “

“ Iya makasih dik. “

Aku berlalu dari istriku untuk menuju kamar mandi, membasahi setiap inchi tubuhku agar semangat dan tenaga pulih kembali.

***

Suara musik dari sebelah rumahku begitu gaduh, ternyata pesta yang di diskusikan warga kampung tadi tidak main-main, saat aku pulang dari mushala untuk shalat isya tadi saja jalanan sudah begitu ramai, terlihat beberapa meja di jalanan sebagai arena pertarungan judi, begitu banyak botol minuman keras terpampang jelas, apalagi wanita penghibur yang sungguh merusak suasana, aku berjalan pulang ke rumah dengan cepat, tanpa peduli dengan kumpulan orang gila yang membalas nikmat Allah dengan kemaksiatan itu.

Semakin lama suara musiknya serasa memecahkan gendang telinga saja, kulihat istriku di samping juga tidak bisa tidur dengan tenang, karena kerasnya suara itu.

“ Dik, sabar ya…., doakan saja semoga pesta mereka cepat usai, jadi kita bisa tidur dengan tenang. “

“ Iya kak. “

Kupeluk tubuh istriku dengan ribuan kasih sayang, mencoba memejamkan mata agar bisa menenangkan pikiran, dengan perlahan kedua mataku mulai menutup, kesadaranku mulai menghilang, dan buai-buai mimpi mulai hadir menemani imajinasi dari butiran syaraf otakku.

“ Dhhuuuuaarrrrrrrr……..!!!!!!! “

Suara ledakan yang begitu keras mengagetkanku, hampir saja aku melompat dari tempat tidur, terdengar suara teriakan para penikmat pesta itu, getar suara ketakutan menyelusup di telingaku.

“ Apa yang terjadi kak? “

“ Kakak gak tau dik. “

Aku dan Anna mulai keluar rumah, ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi sehingga suara berisik dan aroma ketakutan dari warga kampung yang membuatku penasaran terjawab, begitu keluar rumah, kurasakan air menggenangi jalanan dan mulai membentuk sebuah sungai, pesta kemaksiatan dari warga kampung bubar seketika, mereka berlarian kocar-kacir bagai kecilnya semut bagi sebuah dunia, Anna memegang tanganku erat sekali tanda dia ketakutan, kuliat bendungan air yang melindungi kampung kami jebol, air mulai memancar dengan derasnya bagai gelombang tsunami.

Di depanku terlihat air setinggi sekitar dua belas meter menyerang kampung kami, pohon-pohon tumbang seketika, rumah-rumah menjadi puing yang berserakan dimana-mana, beberapa orang hanyut, dengan sekali kibas tempat kami tergenang seketika.

“ Masya Allah…, lari dik….. Laaaaaarriii…..!!!!!!! “

Aku dan Anna saling berpegangan erat, melarikan diri dari kecaman kematian, pohon-pohon mulai tumbang karena di terpa arus air, rumahku tertimpa monster air itu sehingga pecah berantakan, kami terus berlari, dibelakangku dan Anna gelombang tsunami mengejar, mungkin menertawakan diriku yang tak berdaya dengan wajah pucat pasi, gelombang ini mulai memakan banyak korban, dari anak-anak sampai orang dewasa mulai hanyut karena ditimpanya.

Aku dan Anna terus berlari, sampai langkahku terhenti karena jalan mulai buntu.

“ Kakak…. “

Anna menatapku dengan wajah pucat, sementara jarak kami dengan gelombang luapan air semakin dekat, tidak mungkin lagi kami bisa melarikan diri, aroma kematian mulai terasa, seakan malaikat maut mulai menyapa, kupeluk tubuh Anna dengan luapan cinta yang luar biasa.

“ Dik Anna…, apapun yang terjadi…, kakak akan selalu mencintaimu, selamanya. “

“ Aku juga mencintaimu kak…. “

Kami berpelukan bagai tak bisa terpisahkan, jikalau aku harus mati hari ini, aku ingin mati dipelukan Anna, gelombang tsunami mulai mendekat, dan menghantam tubuh kami, kami terus berpelukan dalam arus air yang melulunlantahkan tubuh, kurasa kematian kami semakin dekat, kesadaranku mulai menghilang, dunia semakin gelap.

***

“ Tria……., Tria……… “

Sayup-sayup bayangan putih mengitariku, setiap kejadian mulai membayangi pikiran, kudengar ada seseorang memanggil namaku, semakin lama semakin jelas.

“ Tria….., cepet bangun…., nanti telat sekolahnya. “

Kubuka mataku, bayangan putih mengitari pemandanganku, dan nampak wajah seseorang berada di depanku, semakin lama pandanganku semakin jelas, kulihat sosok wajah ibuku di depanku mulai membangunkan tidurku.

“ Oh… ibu, kepalaku sakit sekali bu, apa yang terjadi.. “

“ Ayolah nak cepat bangun, sudah hampir pukul tujuh pagi, nanti kamu telat. “

Aku bangun dari tidurku, kuputar otakku mengingat segala kejadian yang menimpa, gelombang tsunami yang menimpa mulai menyapa pikiranku, rumahku yang hancur mulai terasa, dan Anna….., dimana Anna.., bagaimana caranya aku berada dirumahku seperti ini.

“ Bu…, Anna mana bu…. “ Aku bertanya kepada ibuku dengan degupan jantung yang hampir meledak, apakah Anna selamat dari bencana kemarin, sementara itu kulihat wajah cantik ibuku terlihat heran dengan pertanyaanku.

“ Anna siapa? Tria… Tria.., lagi jatuh cinta ya…, hehehe..anak muda sekarang, ada-ada saja… ya sudah sekolah yang rajin, jangan cinta terus yang dipikirin. “

“ Apa.., sekolah bu? “

“ Iya… sekolah, itu seragam SMA-mu sudah ibu siapin, jangan lupa sampaikan undangan perkawinan paman Yanor sama kepala sekolah. “ Penjelasan ibuku semakin semakin membuatku bingung.

“ Ibu ini bagaimana, paman Yanor kan sudah menikah lima tahun yang lalu. “

“ Kata siapa, ini undangannya, pamanmu itu menikah hari minggu ini. “

Kubaca dengan seksama undangan pernikahan pamanku itu, sementara itu aku semakin bingung seperti orang gila saja, mataku langsung melotot ketika melihat tahun di undangan, 2005.., kulihat kalender yang tergantung di dinding kamarku, tahun 2005, aku kaget bukan kepalang, bagaimana mungkin ini bisa terjadi. “

“ Bu ini tahun berapa? “ Aku bertanya kepada ibuku dengan perasaan semakin bingung tidak menentu.

“ ini tahun 2005 “

“ Apa bu…… tahun 2005….!”

“ Iya, ya sudah ini handuknya, kamu cepetan mandi, nanti telat sekolahnya. “

Aku mulai berjalan menuju kamar mandi dengan pikiran kosong, bagaimana mungkin ini bisa terjadi, masa gelombang tsunami bisa melemparku ke lima tahun yang lalu, apakah itu monster laut atau dimensi waktu, aku bingung tidak menentu, undangan, sekolah, dan sebagainya, apa tidak salah, mungkin kepalaku terbentur karena bencana kemarin, sehingga ingatanku terganggu dan aku akan meluncur ke dua atau tiga hari di masa depan, tapi kembali ke lima tahun yang lalu.., tidak mungkin..

Kupakai kembali seragam SMA-ku, lalu aku menuju sekolah dengan suasana hati tidak menentu, penggambaran lingkungan memang seperti masa lalu, handphone masih terasa asing sehingga hanya orang tertentu yang memilikinya, motor masih terasa jarang karena kebanyakan siswa masih memakai sepeda.

Pertemuanku dengan teman-teman semasa SMA semakin membuktikan bahwa aku memang terlempar ke masa lalu, suara bising sekolah, atap yang bolong sehingga dengan mudahnya hujan masuk, kantin sekolah yang selalu diliputi asap rokok dari siswa bandel, serta kepala sekolah yang seingatku meninggal di tahun 2008 tetapi di zaman ini masih hidup, dan sebagainya.

Aku duduk mendengarkan penjelasan guru tentang terciptanya dunia menurut teori aneh dan tidak masuk akal, bagaimana mungkin dua bintang besar bertabrakan sehingga menjadi sebuah dunia, dengan bumi yang ada gravitasi dan udara, atau gunung kokoh yang bisa menahan tiupan angin sehingga bumi terhindar dari kehancuran luar biasa, dengan aturan dan gerakan dunia yang luar biasa seperti ini penciptaannya, pasti ada yang mengatur semuanya sehingga kehidupan berjalan dengan sebagai manamestinya, tentunya ada Yang Maha mengatur segalanya sehingga setiap kehidupan di dunia ini tercontrol, yaitu Allah, bagaimana mungkin dua bintang besar bertabrakan, pecah berhamburan, lalu tercipta bumi, matahari, bulan, dan yang lain secara ajaib, sangat aneh dan bodoh, aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiran orang-orang yang tidak beragama sehingga bisa menciptakan teori seperti ini, teori ini seperti dua mobil yang bertabrakan kecelakaan tetapi menjadi sebuah mobil mengkilap, mewah, dan tidak ternilai harganya, tidak akan mungkin.

Bel istirahat pun terdengar, aku keluar kelas dan terus mengasingkan diri, memikirkan kejadian aneh yang menimpa, aku duduk mematung sendirian sambil memandang para murid yang lain sedang bermain basket di lapangan olahraga, lalu sayup-sayup mataku menatap seorang siswi berwajah bersih dengan balutan kerudung yang mulia.

“ Anna……”

Aku baru ingat bahwa Anna adalah adik kelasku semasa SMA, dia adalah istriku dan kami satu hati, meskipun aku seperti tidak ada bedanya dengan orang gila sekarang, tapi pasti dia akan percaya bahwa aku berasal dari masa depan, kami sehati dan diciptakan Allah secara berpasangan, aku harus menjelaskan semuanya kepadanya.

Aku berlari menuju Anna sambil memanggil namanya, sementara itu Anna terlihat kaget dan menghentikan langkahnya, Anna membalik badan dan menatapku dengan rasa heran yang luar biasa.

Kupegang bahu Anna dengan gejolak rasa yang memburu, kebahagiaanku memuncak karena istriku masih sehat.

“ Anna…. Ini aku…, ini aku… “

“ Astagfirullah…., maaf kak… bukan muhrim, jangan memegangku seperti itu. “

“ Apa? Bukan muhrim…, ini aku suamimu…..”

“ Kakak ini bagaimana? Nikah saja kita belum, masa mengaku suamiku, kakak ini bernama Tria, ketua Lembaga Dakwah Sekolah, serta murid berprestasi di sekolah, sudah ingat belum. “

“ Anna, meskipun seluruh dunia tidak percaya kepadaku, tapi aku tau kamu akan percaya kepadaku, kita menikah tanggal 17 agustus 2008 dengan mahar novel tulisanku, terakhir ada bencana besar menimpa tempat kita sehingga kita terpisah, dan aku terbangun ke lima tahun yang lalu, apa kamu mengingat semuanya. “

Anna semakin bingung melihat tingkahku yang bagai kesurupan, wajahku semakin mengisyaratkan bahwa ada titik keseriusan yang benar-benar ingin kusampaikan kepadanya, aku tidak peduli meskipun akan disebut sebagai orang sinting yang punya jalan pikiran buntu, kulihat alis Anna terangkat, bibirnya terkatup rapat, wajahnya menampakkan kebingungan yang luar biasa.

" Ya sudah kak, ngobrolnya nanti saja ya, saya lagi ada pekerjaan sekarang. "

" Tapi Anna, ini benar-benar penting. "

" Iya nanti saja, Anna belum punya waktu buat kakak sekarang. "

Lalu Anna meninggalkanku dalam kesunyian yang mencekam, langit mulai gelap dengan taburan rintik hujan yang mulai membasahi bumi, kurasa ini tidak ada gunanya, haruskah aku melalui hari tanpa mengenal masa yang kulewati seperti ini.

***

Andai orang mengatakan ini tidur siang, meregangkan otot saraf yang letih karena aktivitas seharian, sesungguhnya anggapan itu salah, pikiranku selalu terganggu, bagaimana mengatasi masalah yang selama ini tidak pernah ada di dalam benakku, terlempar ke lima tahun yang lalu sungguh suatu masalah yang mustahil, apalagi harus kembali membayar iuran sekolah dan buku-buku pelajaran, ah... ini seperti mendapat kenangan yang nyata, kuraba saku celanaku untuk mengambil dompet, mencoba menghitung sisa uang yang tersisa untuk memperjuangkan hidup, kubuka dompetku itu dengan desahan nafas seorang pemalas sejati, lalu mataku menubruk pada foto yang tersimpan disana, jantungku seakan mau meledak karena kagetnya, sebuah foto pernikahanku bersama Anna terpampang jelas disana, ini foto dari masa depan, Ya Allah kenapa selama ini tidak terpikir olehku, kurasa hatiku mulai di sambut oleh para peri kebahagiaan, foto ini akan meyakinkan Anna, bahwa aku adalah suaminya yang terlempar ke masa lalu.

Kuliat kembali buku-buku yang baru saja kubeli dengan rasa senang, ada satu buku yang menarik perhatianku, kuambil lalu mulai kuteliti seluruh isinya, bola mataku seakan ikut hanyut mengikuti tiap rangkaian ilmu yang tersimpan di buku ini, sampai mataku menuju ke sebuah hadist yang menggetarkan hatiku.

Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman.



Hadist ini seakan menyadarkanku dari tidur yang panjang, lalu aku teringat kembali tentang penjelasan dari guruku, bahwa dunia ini bagaikan sebuah kapal yang besar, dimana jika ada satu orang saja yang mengebor kapal ini, maka yang tenggelam bukan haja si pengebor, tapi seluruh penumpang kapal, dalam bencana besar yang menimpa, itu adalah sebuah azab dan teguran dari Allah, karena sikap saling menasehati dalam kebenaran sudah terasa kurang, memang orang yang maksiat bisa mengatakan 'yang maksiat diriku sendiri, pakai uangku sendiri, jadi kamu-kamu tidak usah ikut campur' sebuah ungkapan merusak yang tidak berperikemanusiaan.

Aku terlempar ke masa lalu pasti ada suatu makna yang terkandungnya, ini bukannya hanya kembali ke kenangan lalu, tapi sebuah kesempatan kedua, untuk memperbaiki masyarakat yang telah menabur maksiat, dalam segala kehidupan ini, teringat kembali diriku sebelum terlempar ke masa lalu, dimana penduduk kampung membalas nikmat yang Allah berikan dengan berbagai kemaksiatan, hiburan dengan musik yang menggangu istirahat, sulitnya menjaga pandangan karena tebaran aurat, berlimpahnya arena pertarungan judi sehingga menghabiskan harta sampai sekarat, menjamurnya minuman keras yang merusak, dan sebagainya.

Aku bangkit dari tempat tidurku, aku akan menjelaskan segalanya kenapa aku sampai terlempar ke masa lalu, segala pertimbangan dan perancangan harus kulakukan agar lima tahun kemudian aku dan Anna tidak kehilangan nyawa, aku ingin berjuang bersamanya untuk menyelamatkan seluruh masyarakat dari kematian, ini adalah sebuah perjuangan untuk mengubah keadaan di lima tahun kemudian, ini adalah perjuangan amar maruf nahi munkar untuk merubah masa depan.

Suasana siang yang panas,terik mentari yang berliku, udara yang penuh dengan debu tidak akan menghalangiku untuk menjelaskan segalanya kepada Anna, kebetulan sore ini dia sedang di sekolah karena urusan organisasi, karena itu ini sebuah kesempatan untuk menemui dan berbicara secara empat mata kepadanya.

Aku duduk menanti sambil terus melihat kelas yang tertutup rapat, tempat Anna dan teman-temannya sedang mendiskusikan kegiatan seminar sekolah, waktu terasa lambat jikalau dipakai untuk menunggu hal yang mendebarkan hati, mataku seakan tidak berkedip menatap pintu itu, jarum jam seakan terhenti sehingga menguji tiap kesabaranku, lalu lambat laun pintu kelas itu akhirnya terbuka juga, beberapa siswa mulai berhamburan keluar ruangan, bola mataku menangkap sosok Anna yang sedang berjualan menuju tempat parkir sekolah, aku langsung berlari menghampirinya, ini adalah kesempatan emas buatku untuk menjelaskan segalanya.

" Anna...., tunggu Anna. "

" Eh kak Tria, ada apa kak? "

" Lihatlah foto ini sebagai bukti bahwa ucapan kakak benar. "

Kuperlihatkan foto pernikahanku dengan Anna yang tersimpan di dompetku, Anna menatapnya dengan raut wajah heran, keningnya terangkat, aku tahu mungkin dia akan mengalami gelombang kebingungan yang luar biasa.

" Aneh kak... "

" Aneh kenapa Anna..? "

" Kapan kita berfoto berdua, Anna tidak ingat, pakai baju pengantin lagi. "

" Anna, percayalah ini foto di tahun 2008, aku adalah suamimu di masa depan yang terjebak di masa sekarang. "

" Kak.., sungguh ini sulit dipercaya. "

" Kakak paham, mungkin kamu bingung, tapi inilah bukti bahwa ucapan kakak benar, sebelum terlempar ke masa lalu, tempat kita mengalami bencana yang luar biasa, rumah kita lenyap dalam satu tiupan air, dan bencana ini terjadi karena sifat cuek kita disaat saudara-saudara kita yang bergelimang maksiat tidak kita perhatikan, kita sibuk dengan ibadah sendiri tanpa peduli dengan saudara-saudara kita yang terpuruk oleh dosa, tapi kali ini kakak akan berusaha memperbaiki diri, ini adalah kesempatan kedua yang diberikan Allah untuk menyelamatkan dunia dari perantara kakak, tapi kakak butuh dukunganmu. "

Kulihat Anna terdiam membisu, bibirnya terkatup rapat, wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apa-apa, hanya saja matanya berkaca-kaca, menahan air mata yang hampir saja mengalir.

" Kak Tria, sungguh Anna masih bingung apa yang terjadi dengan perasaan Anna, tapi menikah denganmu, itu adalah impianku sejak kecil, dan kejadian aneh seperti ini sungguh memunculkan semangat baru di dalam hatiku, kakak... aku mendukungmu untuk menyelamatkan dunia. "

" Terima kasih Anna. "

***

Aku melangkah pulang sambil mengamati sekitar, panas matahari yang membakar tidak segerah siang tadi, mungkin senyuman awan sudah mulai melindungi bumi dari keganasan matahari, tidak lama kemudian bola mataku menatap sepasang lelaki perempuan berbocengan sambil berpelukan mesra, aku berlari sambil melambaikan tangan menyuruh mereka berhenti, si lelaki yang mengendarai motor itu mengerti dengan bahasa isyaratku, lalu menghentikan jalannya.

" Ada apa bro? "

" Maaf ya teman-teman, apakah siswi yang memelukmu itu istrimu. " Tanyaku dengan sopan kepada cowok itu, pasangan itu sekilas saling berpandangan

" Bukan, dia pacarku, emang kenapa? "

" Pacar kan belum ada ikatan, dan kulit kalian sebagai bukan mahram belum halal untuk bersentuhan, apalagi bermesraan di tempat umum seperti ini, maaf apa gak malu berbuat dosa sementara banyak mata menatap kalian. "

" Hei bos, ini pacar aku, mau ngapain saja terserah kita dong, lagian udah ada ikatan di antara kami, ikatan pacar, kubilang sekali lagi, kami sudah pacaran, jadi bebas dong kami sudah jadi pasangan, lagian yang bermesraan kami, pelukan kami, ciuman kami, apa urusannya denganmu, buang-buang waktuku saja kamu. "

" Maaf, pacaran itu bukan pernikahan, jangan dikira dengan kata pacaran kamu sudah bisa menodai cewek itu, kalau takdir berkata lain, kasian yang jadi suaminya nanti, karena istrinya sudah pernah disentuh atau dipeluk lelaki lain, pacaran tidak sama dengan pernikahan, itu hanya anggapan agar pelakunya bisa sewenang-wenang memuaskan syahwatnya kepada orang lain, kalau sudah puas, maka kata putus mudah di ucapkan tanpa mempertimbangkan kejadian yang sudah dilakukan. "

" Banyak omong kamu, kalau mau ceramah di masjid sana. "

Pasangan itu berkata kasar kepadaku dan langsung meninggalkanku, mungkin usahaku gagal kali ini, tapi aku yakin, Allah tidak melihat hasil yang di peroleh, insya Allah proses niat baikku ini bernilai pahala bagi Allah, sangat aneh orang yang berbangga dengan pasangan yang belum halal, lalu memamerkan dosa berwujud kemesraan di depan umum, janganlah kita lihat orang yang bermesraan di depan umum itu dengan kebanggaan, tapi lihatlah mereka seakan berkata, 'woi...,aku lagi berbuat dosa nih, kulitku siap ditembus besi neraka karena menyentuh orang bukan muhrimku' hmm.. karena itu sifat saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran sangat diperlukan.

Aku terus melangkah menyusuri tiap jalan ini sampai mataku kembali menangkap orang berpesta minuman keras, kutarik nafas perlahan, lalu aku mendekati mereka.

" Maaf bapak-bapak, lagi ngapain nih? "

" Apa? lagi ngapain, lagi melayang ke surga bos, mau gak ni aku kasih sebotol buat kamu. "

" Ini kan minuman keras pak, bisa merusak otak, lagipula dosa besar meminumnya. "

" Udahlah anak muda, kamu jangan ngomong dosa disini, lagipula yang meminum aku sendiri, beli pakai duitku sendiri, dosanya juga aku yang menanggung sendiri. "

" Tapi karena maksiat kan muncul azab Allah yang berbuat dosa, azabnya bisa berupa bencana pak, dan kalau bencana turun, yang menanggung bukan hanya yang berbuat dosa saja, tapi orang yang tidaku berbuat dosa juga kena, kan kasian pak, kita menuju kepada Allah saja ya, terus beribadah kepadaNya dan saling menasehati sesama. "

" Jangan jadi malaikat kesiangan kamu. " Bapak itu mendekat dan menusukkan sebilah pisau diperutku, aku kaget bukan kepalang, tetesan darah mulai keluar dari tubuhku, pandanganku seakan buram, aku berusaha menjauh untuk melarikan diri, namun kondisiku semakin lemah, tubuhku roboh di pinggir jalan, darah terus menetes keluar sementara itu kudengar ada suara yang terus memanggil namaku.

" Kak Tria......, Kak Tria...... "

Dalam kondisi lemah, kulihat Anna mendekatiku dengan tetesan air mata yang terus mengalir.

" Anna......., maafkan kakak......, kakak belum bisa menyelamatkan dunia..."

" Kumohon kak..... jangan meninggal....., bertahanlah..... aku mencintaimu kak...."

Sayup-sayup kudengar suara Anna yang terus memanggilku, kesadaranku semakin menghilang, pandanganku semakin buram dan menjadi gelap, mungkin kematian sudah waktunya datang, selamat tinggal dunia..., ini waktunya aku bertemu dengan Sang Pencipta.

***

" Kak Tria......"

Mendadak tubuhku terasa segar, kesadaranku yang lenyap seakan kembali, suara lembut Anna memanggil namaku yang tadinya menghilang kurasakan dapat terdengar kembali, lama-lama suaranya semakin jelas.

" Kak Tria...., bangun kak... "

Mataku yang menutup seakan terbuka dengan mendadak, aku langsung bangkit dengan rasa aneh yang luar biasa, kulihat Anna disampingku dengan balutan mukena dan wajah bekas air wudhu.

" Alhamdulillah, bangun juga ternyata, nyenyak banget kakak tidurnya. "

" Anna, rumah kita Anna, bencana itu, penusukan itu, meninggalnya diriku, dan kenapa aku ada disini? "

Kulihat wajah Anna seakan bingung dengan penjelasanku, sementara itu aku terus menatap perutku yang baru saja ditusuk pemabuk itu, kulihat sekeliling yang menggambarkan segalanya, ingatanku mulai kembali, rasanya aku pulang kembali.

" Kakak ini bicara apa? Adik gak ngerti "

" Dik Anna, ini tahun berapa? "

" Nopember tahun 2010 kak, kenapa kak? "

" Alhamdulillah aku kembali. "

" Kembali apa kak? "

" Oh gak papa dik, yuk kita shalat malam bersama, sepertnya kakak terlalu nyenyak tidurnya. "

Aku melangkah menuju tempat air wudhu, sungguh diluar perkiraan, terlempar kemasa lalu itu ternyata hanya mimpi, dan bencana karena tebaran maksiat itu hanya mimpi, aduh... mimpi yang aneh, terus pesta kemaksiatan itu bagaimana ya, kok suasana tenang, mendadak aku kaget, rasa khawatir mulai datang kembali, jikalau pesta maksiat itu masih ada, bukan tidak mungkin segala mimpi itu akan menjadi kenyataan.

“ Dik Anna, di kampung kita masih ada pesta itu? “

“ Pesta apa kak? “

“ Pesta maksiat yang membuat kita tidak bisa tidur tadi malam. “

“ Kakak ini bagaimana, semenjak kejadian pembunuhan itu, kampung kita berubah, semuanya taat kepada Allah, dan setiap kemaksiatan di kampung kita perlahan lenyap. “

“ Pembunuhan, maksudnya…? “

“ Kejadian di tahun 2008 kak…, saat ada pemuda yang dianggap warga kampung kita sebagai pahlawan, dia mengobarkan nyawanya untuk saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran untuk menolong orang bermaksiat dalam minuman keras agar kembali kejalan taubat, dia menyadarkan setiap warga kampung kita sehingga limpahan kasih sayang Allah turun dari langit ke tujuh, dia membuat kampung kita terhindar dari murka Allah lewat bencana karena kemaksiatan merajalela, dan satu hal lagi yang Anna bangga, nama pahlawan itu sama dengan nama kakak, Tria..



Selesai



Amuntai, 15 Nopember 2010
Irza Setiawan

Terinspirasi dari :

- Peristiwa mimpi penulis

- Hadist Riwayat Muslim

- Bencana di Indonesia

Buku Indahnya Menjemput Cinta Bidadari

02.20 Posted In Edit This 0 Comments »

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh, numpang promosi buku ya, semoga barokah :)



Judul : Indahnya Menjemput Cinta Bidadari
Penulis : Irza Setiawan


Wahai hati, katakan sejujurnya

Ini cinta atau nafsu

Saat hati berkata ini cinta

Mengapa mata ini bagai panah iblis yang bisa menusuk

Saat hati berkata ini cinta

Mengapa telinga ini bagai mendengar nyanyian syaitan terkutuk

Saat hati berkata ini cinta

Kenapa pertemuan ini selalu di kelilingi syahwat

Janganlah kau berkata kau mencintaiku

Jika cinta ini akan menjerumuskan kita

Tapi katakanlah aku ingin menikah denganmu

Mengambil Jalan Sucinya Ilahi

Sesuci cinta Yusuf dan Zulaikha

Yang lebih memilih penjara daripada terbuai nafsu

Seperti tegarnya cinta Ali dan Fathimah

Yang selalu di kelilingi surga meski kesulitan ekonomi melilit

Aku memang mencintaimu karena Allah

Karena itu kan kutempuh aturan Allah untuk mendapat cintamu

Buku ini saya tulis ketika hati merindukan sosok bidadari suci yang akan menjadi pendamping hidup saya, setiap masalah demi masalah yang saya alami, ketika diri ini di timpa kesedihan yang mendalam, saya mencari dan mentadaburi ayat-ayat Allah melalui Al Quran, dan dari ayat itu saya tulis dan saya kembangkan menjadi sebuah tulisan yang oleh Allah akhirnya menjadi sebuah buku yang insya Allah sarat hikmah dan pelajaran...

izinkan saya pribadi mempromosikan buku ini, berikut info tentang harga buku

1 buku Indahnya Menjemput Cinta Bidadari + Ongkos Kirim = Rp.50.000

Paket 1 : 5 buah Buku Indahnya Menjemput Cinta Bidadari + Ongkos Kirim = Rp 200.000

Paket 2: 10 buah buku Indahnya Menjemput Cinta Bidadari + Ongkos Kirim = Rp. 400.000

Bagi yang ingin memesan buku ini silakan sertakan Nama, Alamat Pengiriman, dan No Hp yang bisa di hubungi..
silakan kirim ke
irza.setiawan@yahoo.co.id

atau telpon / SMS di 081351115661

Silakan transfer ke BANK BPD KALSEL cabang kedai syariah Amuntai. No Rekening : 933.03.31.00032.1 atas nama IRZA SETIAWAN

Buku akan dikirim setelah Uang harga buku dan ongkos kirim di transfer

Cinta atau Nafsu

00.46 Posted In Edit This 0 Comments »

Wahai hati, katakan sejujurnya

Ini cinta atau nafsu

Saat hati berkata ini cinta

Mengapa mata ini bagai panah iblis yang bisa menusuk

Saat hati berkata ini cinta

Mengapa telinga ini bagai mendengar nyanyian syaitan terkutuk

Saat hati berkata ini cinta

Kenapa pertemuan ini selalu di kelilingi syahwat

Janganlah kau berkata kau mencintaiku

Jika cinta ini akan menjerumuskan kita

Tapi katakanlah aku ingin menikah denganmu

Mengambil Jalan Sucinya Ilahi

Sesuci cinta Yusuf dan Zulaikha

Yang lebih memilih penjara daripada terbuai nafsu

Seperti tegarnya cinta Ali dan Fathimah

Yang selalu di kelilingi surga meski kesulitan ekonomi melilit

Aku memang mencintaimu karena Allah

Karena itu kan kutempuh aturan Allah untuk mendapat cintamu



Irza Setiawan, Jum’at 1 oktober 2010

Kehidupan Irza Bersama Allah (2)

05.25 Posted In Edit This 0 Comments »
Ini zaman emang bikin pale puyeng bener dah, sering banget mati lampu, ada yang sampe tiap hari, ada juga yang kadang dalam empat hari sampe lima kali mati lampu, kata sebagian orang over dosis tuh, tapi kagak papa lah, kita mikir positif aje, kenaikan tarif dasar listrik di barengin ama seringnya mati listrik, mantep banget, kita doain aje, semoga Indonesia makin tua makin maju aja, kita percayakan sama pemimpin-pemimpin kita yang ngurusin ini kita punya Negara, karena mereka itu patut dikasihanin, amanah mereka atas kesejahteraan rakyat berat betul, perhitungan di akhirat berat banget, makanya harus kita dukung, jangan kita hinakan, kita doain mereka, dan jangan di pojokan.

Panasnye mantep banget siang ini, listrik mati dari pagi tadi, kagak nyala – nyala juga, shalat zuhur hampir aja masbuk karena itu genset punye mushala lagi ada gangguan, jadi azannya kagak kedengaran, hasilnya shalat sunat qabliyah ketinggalan, untung aja bisa shalat berjamaah tepat waktu.
Begitu agak sorean, sehabis makan di warung listrik nyala, yup saya udah bisa buka saya punya warnet, kipas angin udah bisa di nyalain, lumayan buat ngusir hawa panas yang bikin keringatan, kagak berape lama ni listrik mati lagi, bukan main dah, saya cek tuh tetangga saya, kira – kira pegimane lampunya, nyala atau kagak, di luar dugaan ternyata listrik tetangga saya nyala, Cuma toko saya doang yang padam, wuaduh….ini hati dongkolnya bukan main, marah betul saya, ya iyalah, sesabar-sabarnya manusia kan punya sifat marah juga, perkiraan saya kayaknya ada masalah sama listrik punya saya, ni otak langsung mikir kira-kira siapa yang bakalan bisa memperbaikin saya punya listrik, sebutlah saya menemui bapak A dulu, sambil masih dengan kejengkelan yang belum reda, saya ke rumah bapak A deh…
“ Assalamualaikum pak, listrik di toko saya lagi ada kerusakan, bisa memperbaikin gak “
“ Maaf, saya lagi sibuk. “
Gitu doang jawabannya, ini yang namanya jengkel makin menjadi – jadi dah, nah terus saya nyoba nelpon, sebut saja bapak B, minta tolong di perbaikin saya punya listrik, ternyata bapak B lagi pergi keluar kota, waduh pokoknya udah kagak karuan banget ini saya punya hati, kejadian ini terus berlangsung sampe bapak C dan bapak D, semuanya kagak bisa diminta bantuan.
Dengan masih duduk di atas kendaraan, nyantai di pinggir jalan, saya mulai merenung, kejadian ini pasti ada apa-apanya, masa saya nyoba usaha sampe empat kali gagal mulu, lama – lama saya mulai ingat filosofinya ustadz Yusuf Mansur tuh tentang lantai basah, “Kalau lantai basah, jawabannya bukan di pel, tapi cari dulu penyebabnya, oh.. ternyata gentengnya bocor pantesan “

Dari sini saya mulai merubah jalan pikiran saya, nyari penyebab saja kenapa hari ini saya sial betul, masalah mulu, sampe dongkol ini hati, tidak tau kenapa hati nurani saya berbicara tentang para peminta – minta, dulu saya punya niat yang sampe sekarang belum saya lakukan, tiap hari biasanya ada beberapa orang yang minta sumbangan, orangnya itu mulu, kagak ada yang lain, pokoknya tiap pagi datang minta sumbangan, sampe saya punya niat, kepengen ngebagian surat Al Waqiah ama mereka, biar ikhtiar mereka dalam mencari rezeki Allah bertambah, kagak minta – minta doang begitu, kan ada hadistnya tuh, Imam Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud berkata,”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda,”Barangsiapa yang membaca surat al Waqi’ah setiap malam maka dirinya tidak akan ditimpa kemiskinan.” Jadi niatan saya supaya usaha mereka nambah gitu, selain minta – minta, juga ngamalin Al Waqiah biar rezeki Allah makin lancar buat mereka. Hati saya mulai berpikir nih, penyebab nomor satu apabila kita menunda – nunda kebaikan, maka insya Allah bisa muncul masalah.
Terus apalagi, selama nyari orang kan dengan hati marah tuh, jengkel, dongkol, macem–macem dah, anehnya makin dongkol ini hati, makin gagal saya nyari orang, saya ingat lagi tuh, “Orang yang kuat bukanlah orang yang jago gulat, tetapi (orang yang kuat itu adalah) orang yang mampu menahan diri¬nya ketika marah” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Daud). Minimal penyebab nomor dua kenapa saya sial mulu ini lantaran belum bisa jaga hati dari sifat marah.
Saya merenung di pinggir jalan, sambil beristigfar ini hati, ini pasti skenario Allah banget nih, kenapa saya harus ngalamin hari yang aneh kayak gini, saat saya sadar, mulai ngebenahin hati, ada motor kenceng tuh, terus ini pengendara motor berhenti, tepat di samping saya, gara–gara handphonenya berdering, ada orang yang nelpon, sederhana kan Allah bikin handphone orang ini berdering, begitu tepat di samping saya di pinggir jalan, ini orang bercakap – cakap sebentar dengan orang yang di ujung telpon, dan ternyata subhanallah, orang ini adalah tukang listrik yang daritadi saya cari,
Kalau kita sudah ingat ke Allah, bakalan Allah cari’in buat kita, mati–matian kita nyari jalan kalau Allah kagak ridho kagak bakalan ketemu, hari ini saya bener–bener dapat pelajaran, ya udah bersambung dulu ya…….( Eitttss…. Kok bersambung lagi…, soal pernah jadi hamba Allah yang lupa pada Allah kapan???? ) hehe… entar deh di edisi berikutnya, insya Allah sekalian

Arti Bacaan Shalat

06.30 Posted In Edit This 0 Comments »

Bacaan Do’a Iftitah

ALLAHU AKBAR KABIERAW WALHAMDULILLAHI KATSIERA. WASUBHANALLAHI BUKRATAW WA-ASHILA.

“WAJJAHTU WAJHIA LILLADZIE FATHARAS SAMAWATI WAL ARDLA HANIEFAN MUSLIMAWWAMA ANAMINAL MUSYRIEKIEN. INNA SHALATI WANUSUKI WAMAHYAYA WAMAMATI LILLAHI RABBIL’ALAMIEN. LASYARAKIEKA LAHU WABIDZALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIEN. “

Artinya :

Maha besar Allah, segala puji bagi Allah sebanyak-banyaknya. Maha Suci Allah pagi dan sore.

“ Saya menghadapkan muka saya kepada Tuhan pencipta langit dan bumi dengan rendah hati dan sejujur-jujurnya sebagai seorang muslim, bukan sebagai seorang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagiNya. Begitulah saya diperintah, dan saya sebahagian dari orang islam.

- Surat Al Fatihah

BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIM.

ALHAMDU LILLAHI-ROBBIL ‘ALAMIN. ARRAHMA NIRRAHIM. MALIKI YAUMIDDIN. IYYAKA NA’BUDU WAIYYA-KANASTA’IN IHDINASH-SHIRA-THAL MUSTAQIM, SHIRATHALLADZINA AN’AMTA’ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUBI ‘ALAIHIM. WALADL DLAALLIIN, AMIN

Artinya :

“ Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Yang pengasih dan penyayang. Yang menguasai hari kemudian. Pada-Mulah aku menyembah, dan kepada-Mulah aku meminta pertolongan. Tunjukilah kami ke jalan yang lurus. Bagaikan jalannya orang-orang yang telah Engkau beri ni’mat. Bukan jalan mereka yang pernah Engkau murkai, atau jalannya orang-orang yang sesat.

- Ruku

SUBHAANA RABBIYAL ADZIIMI WABIHAMDIHII ( 3 kali )

Artinya :

“Mahasuci Allah Maha Agung serta memujilah aku kepadaNya. “

- I’TIDAL

SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.

Artinya :

Allah mendengar orang yang memujiNya.

Pada waktu berdiri tegak ( I’tidal ) terus membaca :

“ RABBANAA LAKAL HAMDU MIL USSAMAWAATI WAMI UL ARDLI WAMIL UMAA SYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU “

Artinya :

Ya Allah Tuhan kami! Bagi-Mu segala puji, sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh barang yang Kau kehendaki sesudah itu

- SUJUD

“ SUBHAANA RABBIYAL A’LAA WABIHAMDIHII ( 3 kali )

Artinya :

“ Maha Suci Allah, serta memujilah aku kepada-Nya. “

- DUDUK ANTARA DUA SUJUD

“ RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINI WA’FUANNII. “

Artinya :

“ Ya Allah, ampunilah dosaku, belas kasihanilah aku dan cukupkanlah segala kekurangan dan angkatlah derajat kami dan berilah rizqi kepadaku, dan berilah aku petunjuk dan berilah kesehatan kepadaku dan berilah ampunan kepadaku. “

- TASYAHUD / TAHYAT (AKHIR)

“ ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWAATU THTHAYYIBAATU LILLAAH ASSALAAMU’ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH. ASSALAAMU’ ALAINAA WA’ALAA ‘IBAADILLAAHISH SHAALIHIIN. ASJYHADU AL-LAA ILAAHAILLALLAAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH. ALLA HUMMA SHALLI’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD, WA ‘ALA AALI SAYYI DINAA MUHAMMAD. “ KAMAA SHALLAITA ‘ALAA SAYYIDIINA IBRAHIM. WA’ALAA AALI SAYYIDINA MUHAMMAD, WA’ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD. KAMAA BARAKTA’ALAA SAYYIDINAA IBRAHIM, WA’ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAHIM, FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIDUM MAJIID.”

Artinya :

Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan berkahNya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang shaleh-shaleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah! Limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. “ Sebagimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahilah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. “ Diseluruh alam semesta Engkaulah yang terpuji, dan Maha Mulia.”

- SALAM

“ ASSALAAMU’ALAIKUM WARAHMATULLAAHI.

Artinya :

“ Keselamatan dan rahmat Allah semoga tetap pada kamu sekalian. “

Bumi Cinta Habiburahman El Shirazy

00.18 Posted In Edit This 0 Comments »


Ketika mendengar nama Habiburahman El Shirazy, mungkin kita bakalan ingat sama Ayat-ayat cintanya Fahri dan Aisyah, atau kita akan teringat sama Azzam dan Anna dalam Ketika Cinta Bertasbih, dan setelah nangkring di facebook, sibuk kesana kemari, saya menemukan info yang menarik, sebuah novel dengan cover bergambar masjid dengan kursi yang ditaburi salju-salju putih, yang paling menarik perhatian adalah nama penulisnya dengan huruf kapital dan tulisan yang besar sebagai daya tarik dari buku ini, novel kang Abik, begitu beliau biasa disapa memang sangat mengagumkan, orang bisa cepet kepengen nikah kalau ngebaca novel2 beliau, karena ciri tulisan beliau selalu memamerkan keindahan cinta yang suci di balut ikatan suci pernikahan… wuidih…
Kagak nyampe satu jam setelah mendengar info kang Abik nulis novel lagi, saya langsung meluncur ke toko - toko buku yang terpampang di daerah saya, dan Alhamdulillah ketemu juga ini buku, di sela kesibukan yang padat, saya berhasil nyelesain ngebaca bumi cinta dalam tiga hari, ceritanya memang mengalir lembut, indah, dan membuat penasaran, penggambaran lingkungan masih sangat kental seperti novel novel kang Abik sebelumnya, hanya saja kayaknya penokohan agak kurang, dan di bagian akhir cerita sepertinya kang Abik agak terburu - buru dalam menulis, ceritanya juga kalau boleh saya katakan bisa dibuat bersambung, karena masih begitu banyak kejadian yang belum di pecahkan, seperti Ainul Muna, tokoh seorang penulis handal yang katanya tunangan sama Muhammad Ayyas, namun di novel ini karakter si Ainul Muna tidak di gambarkan, belum lagi tentang Linor yang kagak tahu apakah masih bisa bertahan hidup atau keburu meninggal dalam novel itu, nah terus si Anastasia nih, yang harus cepet nikah karena berbagai macam pengaruh yang mengancam kehidupannya, namun misteri ini masih belum bisa di pecahkan karena ceritanya keburu selesai duluan, tapi meski begitu novel ini penuh hikmah dan pelajaran, khususnya bagi para remaja sekarang, pegimane caranya membentengi hidup dari pesona perempuan, hehehehehe….

Kehidupan Irza Bersama Allah (1)

06.09 Posted In Edit This 0 Comments »

Kemarin malam habis pulang dari ane punya toko, subhanallah dikasih ujan sama Allah, naik motor sampe ngesot-ngesot, alhamdulillah ini jalanan udah rata sama yang namanya aspal, kebayang deh tuh, zaman engkong babe gue, waktu ane masih kecil dulu, pas ujan ni jalan bakalan buecek…., tanah bakalan blepotan ama lumpur, pergi sekolah juga masih pake sepeda gunung, kalau bannya kempes di paksain aja deh, maklum yang namanye pompa zaman dulu masih langka, ini ban saat bergesekan ama itu tanah yang berdugul gak rata, bakalan bunyi…
Duit… duit….
Tahu aja ni sepeda kalo ane kagak punya duit, entar kalo udah ane makanin pake pompa baru tau rasa lo, bisa naik sepeda juga Alhamdulillah, kalo dulunya cuman jalan kaki doang, maklum SD ane dekat ama rumah, kagak nyampe seratus meter udah nyampe, kalo zaman sekarang mah beda, anak SD juga sudah megang hape, pake kamera lagi, subhanallah.. pantesan anak zaman sekarang cepat dewasanya.
Ane ingat dulu, kelas 3 SMA baru megang yang namanya hape, itupun make hape bunda, habis minder sama teman2 sekolah yang lain, pada pake hape semua, maklum lah zaman ane kecil dulu mungkin masih suka minder, meskipun ni hape super canggih, cuman bisa sms dan telpon doang, nadanya juga sangat sederhana, bukan hape layer warna, tapi alhamdulillah, syukurnya luar biasa, kemana2 di tentengin mulu itu hape, mau tidur di pencet2 mulu meskipun yang di pencet itu2 saja, pulsanyapun masih beluman ada, gayanye doang yang ada, hehe..

Kalo sekarang media udah canggih, tapi kalo kita kagak lebih canggih dari media bakalan repot, banyak anak2 yang bisa ngedapetin situs negatif hanya ngeklik dengan satu jari, film/cerita di tv juga lebih mempertontonkan kemesraan di luar batas, kemuliaan cewek cuman dinilai dari kemilau rambut dan putihnya kulit menurut iklan, masya Allah, karena itu bagi orang tua yang ngasih dia punya hape canggih kepada anak yang dibawah umur tanpa perhatian/pendidikan lebih, ingat aje tuh kata bang Napi apaan, WASPADALAH…!!! WASPADALAH…!!!
Kalo kita liat dari zaman sekarang nih ye.., anak2 smp aje udah bisa pacaran, malah katanye aje sih ye, moga aja kagak bener, katanye zaman sekarang sulit nyari remaja yang bibirnya masih perawan, masya Allah deh, kalo mendekati zina aja udah kayak belanjaan gini, pegimane zinanye.
Ane ingat tuh, kata Ustadz Yusuf Mansur nih yee…, hal pertama yang harus diperbaikin adalah shalat, shalat kan mencegah perbuatan keji dan mungkar tuh, nah kalo ada remaja yang doyan pacaran, doyan zina, kagak taubat2 juga, alias taubat tempe, apaan tuh taubat tempe, taubatnye karena kagak ada kesempatan, begitu ada kesempatan maksiat lagi, waduh.. berabe dah, bisa di cek tuh, pegimane shalatnya, udah pas ato belum, kalo kita ahli shalat khusuk mah kagak bakalan deh, demen ame hal begituan, ya kagak?
Dulunye ane juga pernah menjadi hamba Allah, yang kagak mengerti bahwa Allahlah jawaban dari permasalahan ane…, pengen tau kisahnye? Entar aje deh ye.., soalnye udah malam nih.., entar kita sambung lagi 
( Bersambung )

Pengunjung

Sekarang Udah Jam Segini Nih :)